Pengeboran Minyak di Bawean Disorot, Masyarakat Desak PT Prima Energy Segera Realisasikan CSR

Lokasi lapangan camar di wilayat laut Bawean milik PT Prima Energy (Foto: Istimewa)

kabarbawean.com - Desakan terhadap PT Prima Energy Bawean (PEB) kian menguat seiring berjalannya aktivitas pengeboran minyak mentah di wilayah lepas pantai Pulau Bawean. Masyarakat menilai perusahaan energi tersebut perlu segera merealisasikan program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai bentuk tanggung jawab sosial terhadap warga dan lingkungan sekitar.

Aktivitas pengeboran minyak di perairan Bawean disebut telah membawa sejumlah dampak, terutama bagi nelayan. Ruang tangkap yang semakin terbatas hingga potensi gangguan terhadap ekosistem laut menjadi keluhan utama warga pesisir. Kondisi ini mendorong masyarakat meminta PT Prima Energy Bawean memberikan kontribusi nyata bagi Pulau Bawean, seiring dengan beroperasinya industri migas di wilayah tersebut.

CSR Dinilai Belum Dirasakan Masyarakat

Sejumlah tokoh masyarakat Bawean menyampaikan bahwa hingga kini belum ada program CSR yang dirasakan secara langsung oleh warga, khususnya nelayan dan masyarakat pesisir yang terdampak aktivitas pengeboran.

“Kami tidak menolak investasi. Tapi perusahaan harus hadir dengan tanggung jawab sosial. Sampai sekarang belum ada program CSR yang menyentuh masyarakat,” ujar Saifuddin Rauf, Ketua Ormas Squad Nusantara Cabang Bawean.

Pria yang akrab disapa Udin Rauf itu berharap, program CSR tidak berhenti pada kegiatan seremonial semata, melainkan diwujudkan dalam program berkelanjutan yang benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat lokal.

“Dana CSR harus benar-benar dapat dirasakan manfaatnya, misalnya kompensasi untuk nelayan yang terdampak, pemberdayaan ekonomi lokal, perbaikan infrastruktur desa pesisir, pelatihan kerja dan peningkatan keterampilan serta dukungan pendidikan dan kesehatan,” imbuhnya.

Pemerintah Daerah Diminta Ambil Peran

Selain menyoroti peran perusahaan, masyarakat juga meminta Pemerintah Kabupaten Gresik dan instansi terkait untuk turun tangan. Mereka berharap pemerintah dapat memfasilitasi dialog terbuka antara warga, pemerintah daerah, dan pihak perusahaan guna memastikan pelaksanaan kewajiban sosial PT Prima Energy Bawean.

“Harus ada komunikasi terbuka. Warga perlu kepastian. Kami ingin Bawean mendapat manfaat dari kegiatan industri energi ini,” ujar Jaka, salah satu perwakilan masyarakat Bawean yang berdomisili di Gresik.

Masyarakat menilai, kehadiran pemerintah sangat penting untuk menjembatani kepentingan investasi dan perlindungan terhadap masyarakat lokal agar tidak terjadi ketimpangan manfaat.

Hingga berita ini diturunkan, PT Prima Energy Bawean belum memberikan pernyataan resmi terkait tuntutan masyarakat mengenai pelaksanaan program CSR. Warga berharap perusahaan segera membuka ruang komunikasi, memberikan klarifikasi, serta menyusun program tanggung jawab sosial yang jelas, terukur, dan berkelanjutan.

Harapan tersebut muncul agar keberadaan industri minyak di Bawean tidak hanya berorientasi pada produksi, tetapi juga beriringan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.

Potensi Migas Bawean Sangat Besar

Sebagai informasi, PT Prima Energi Bawean saat ini aktif melakukan pengeboran minyak di Lapangan Camar, wilayah lepas pantai Jawa Timur yang masuk dalam Wilayah Kerja (WK) Bawean. Perusahaan telah mengebor sumur baru seperti CW-1 dan CW-2 menggunakan rig lepas pantai, serta berhasil melakukan lifting perdana minyak pada akhir 2024.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, produksi minyak mentah dari Lapangan Camar saat ini mencapai sekitar 2.000 barel per hari (BOPD). Ke depan, masih terdapat rencana peningkatan produksi hingga 3.000 BOPD tambahan.

Pada Desember 2024, dilakukan lifting perdana sebanyak 95 ribu barel minyak dari Lapangan Camar Blok Bawean. Secara keseluruhan, wilayah Bawean diperkirakan memiliki potensi cadangan minyak hingga 100 juta barel dan gas bumi sekitar 680 miliar kaki kubik.

Besarnya potensi tersebut membuat masyarakat berharap pengelolaan sumber daya alam di Bawean dapat memberikan manfaat yang adil dan berkelanjutan bagi daerah serta warganya.

Editor: Ahmad Faiz

prof

Jurnalis di Media Kabar Bawean

Lebih baru Lebih lama