![]() |
| Masyarakat Bawean saat bersantai di alun-alun Sangkapura di malam hari bersama keluarga dan anak (Foto:kabarbawean) |
kabarbawean.com - Keberadaan Alun-alun Sangkapura, Pulau Bawean, mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sebagai ruang publik dan pusat aktivitas baru. Sejak difungsikan, kawasan ini kian ramai dikunjungi warga untuk bersantai, berkumpul bersama keluarga, hingga berolahraga, terutama pada sore dan akhir pekan.
Adit, warga Desa Sawah Mulya, menilai Alun-alun Sangkapura telah menjadi hiburan sekaligus fasilitas wisata baru bagi masyarakat Bawean, khususnya warga Sangkapura.
“Ya ini sih mas, alhamdulillah bagus. Jadi ada hiburannya, warga Bawean khususnya Sangkapura punya fasilitas baru untuk santai bersama keluarga. Alun-alun sekarang bisa jadi tempat bermain dan kumpul-kumpul,” ujarnya, Selasa (30/12/2025).
Meski demikian, Adit menyoroti persoalan kebersihan yang dinilai masih perlu perhatian serius. Ia berharap pemerintah setempat menambah jumlah tempat sampah serta meningkatkan kesadaran masyarakat.
“Harapannya satu sih mas, kebersihannya dijaga. Ditambahin tempat sampah, soalnya mungkin masih kurang pedulinya masyarakat,” tambahnya.
Pantauan di lapangan menunjukkan persoalan kebersihan memang masih menjadi pekerjaan rumah. Sampah kerap terlihat berserakan, terutama pada pagi hari, sementara petugas kebersihan yang terlihat hanya satu orang.
Hal senada disampaikan Rizal, warga Desa Lebak. Menurutnya, Alun-alun Sangkapura saat ini sudah mulai ramai, meski pembangunannya dinilai belum sepenuhnya rampung.
“Alun-alun sekarang sudah mulai rame, walaupun saya rasa belum selesai sepenuhnya. Di pinggir masih banyak rumput, belum dipaving. Kalau tidak dipaving, mungkin ditambah rumput hias supaya lebih indah,” tuturnya.
Sementara itu, Zeta, warga Desa Sawah Mulya asal Lamongan, juga mengapresiasi keberadaan alun-alun, namun menilai persoalan kebersihan masih menjadi keluhan utama, terutama saat akhir pekan.
“Alhamdulillah sekarang sudah baik, tapi kebersihannya kurang elok. Apalagi pas jogging pagi hari Minggu, sampah masih berserakan,” ungkapnya.
Zeta yang sebelumnya berjualan di sekitar alun-alun mengaku terdampak kebijakan relokasi pedagang saat revitalisasi dilakukan. Ia menyebut para pedagang dipindahkan ke kawasan Pacinan Bom, namun kondisi di lokasi tersebut dinilai kurang mendukung.
“Dulu saya pedagang di pinggir alun-alun. Waktu diperbaiki, kami direlokasi ke Pacinan Bom, tapi sepi. Pengunjung lebih ke alun-alun. Di sana saya tetap bayar Rp100 ribu ke BUMDes,” jelasnya.
Ia berharap ke depan pemerintah dapat menghidupkan aktivitas ekonomi dan sosial, baik di alun-alun maupun di lokasi relokasi pedagang.
“Harapannya ada kegiatan rutin, minimal sebulan sekali di alun-alun supaya lebih ramai. Kalau di Pacinan Bom juga perlu kegiatan, soalnya lokasinya rawan cuaca buruk, beberapa kali tenda sampai jatuh,” tambahnya.
Keberadaan Alun-alun Sangkapura dinilai telah memberi ruang publik yang penting bagi warga Bawean. Namun, pengelolaan kebersihan, penyelesaian fasilitas, serta penataan aktivitas ekonomi dinilai perlu segera dibenahi agar fungsi alun-alun benar-benar optimal dan berkelanjutan.
Editor: Ahmad Faiz Reporter: Saiful Hasan
