Pelantikan JATMAN dan Tabligh Akbar Warnai Peringatan Harlah NU ke-103 di Bawean

Momen Pelantikan Idarah Syu’biyah Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyah (JATMAN) Bawean Periode 2025-2029
(Foto: Junaidi For kabarbawean)

kabarbawean.com - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bawean memperingati Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama ke-103 di Pondok Pesantren An-Nur I, Desa Sungaiteluk, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Selasa (30/12/2025).

Peringatan Harlah NU ke-103 tersebut dirangkai dengan kegiatan Istighotsah, Tabligh Akbar, serta Pelantikan Idarah Syu’biyah Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyah (JATMAN) Bawean Periode 2025-2029.

Kegiatan ini dihadiri jajaran Pengurus Cabang NU Bawean, badan otonom (Banom) NU Bawean, pengurus Cabang Muhammadiyah, pengurus MWCNU dan PRNU se-Bawean, para ketua takmir masjid NU, pengasuh pondok pesantren, serta para kiai dan ustaz dari berbagai wilayah di Pulau Bawean.

Sebagai puncak acara, PCNU Bawean menggelar Tabligh Akbar yang menghadirkan penceramah nasional K.H. Achmad Chalwani Nawawi, Rais ‘Aly JATMAN sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi, Jawa Tengah. Dalam tausiyahnya, ia menegaskan bahwa istiqomah merupakan kunci kesuksesan hidup, baik dalam iman, ibadah, maupun kerja. “Istiqomah kunci kesuksesan iman, ibadah, dan kerja,” tegasnya di hadapan jamaah.

Sementara itu, dalam sambutannya, Idarah Wustho Jawa Timur K.H. Mustofa Qutbi Badri menyampaikan bahwa Bawean memiliki keistimewaan tersendiri karena pelantikan Idarah Syu’biyah JATMAN Bawean dihadiri secara langsung oleh Rais ‘Ali Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyah, K.H. Achmad Chalwani Nawawi.

Ia menyampaikan ucapan selamat dan doa kepada seluruh jajaran Idarah Syu’biyah JATMAN Bawean yang baru dilantik. Menurutnya, khidmah dalam jam’iyyah thariqah merupakan wujud rasa syukur atas nikmat iman, Islam, dan ihsan yang harus dijalani dengan penuh keikhlasan lillāhi ta‘ālā.

Pesan K.H. Achmad Chalwani

Sementara itu, K.H. Achmad Chalwani juga menegaskan bahwa kesuksesan tidak akan diraih tanpa usaha dan kerja keras.

 “Rezeki memang datang dari Allah, tetapi Allah menurunkannya melalui ikhtiar dan kerja keras hamba-Nya,” ujarnya.

Ia mengutip makna hadis qudsi, “Gerakkan tanganmu untuk bekerja, maka Aku akan menurunkan rezeki” Hadis tersebut menegaskan pentingnya keseimbangan antara tawakal dan ikhtiar nyata dalam kehidupan.

Dalam tausiyahnya, ia mencontohkan Rasulullah SAW sebagai teladan etos kerja serta mengangkat keteladanan Pangeran Diponegoro sebagai sosok santri dan pengamal tarekat yang menjadikan perjuangan sebagai bagian dari jihad fi sabilillah.

 “Perang Jawa bukan sekadar konflik politik, tetapi juga gerakan sosial-keagamaan yang digerakkan oleh kesadaran spiritual, jaringan santri, dan fatwa ulama,” jelasnya.

Di akhir tausiyah, ia berharap para pengurus Nahdlatul Ulama memiliki jiwa pejuang tanpa pamrih, bekerja dengan keikhlasan dan istiqomah, serta menjadikan pengabdian kepada umat dan bangsa sebagai bagian dari ibadah kepada Allah SWT.

Editor: Ahmad Faiz         Reporter: Saiful Hasan

saiful hasan

Jurnalis di Media Kabar Bawean. “Jika tak lahir sebagai cahaya, jadilah cahaya melalui tulisan."

Lebih baru Lebih lama