Tak Disangka, Pemilik Es Campur Legendaris Bawean Ternyata Qori’ Kondang

Ibu Halimah pemilik warung Es campur legendaris Bawean (Foto:kabarbawean)

kabarbawean.com - Siapa yang tidak mengenal es campur Halimah? Minuman manis segar seharga Rp5.000 ini sudah puluhan tahun menjadi favorit warga Bawean, terutama bagi mereka yang melintas di sekitar dermaga. 

Namun, tak banyak yang mengetahui bahwa sosok di balik es campur legendaris tersebut memiliki perjalanan hidup yang tidak biasa.

Warung milik Halimah berdiri sederhana di pinggir jalan arah barat Dermaga Bawean, tepatnya di Dusun Beringinan, Desa Sungai Teluk. Meski tampak sederhana, tempat ini hampir tak pernah sepi. Baik warga lokal maupun pendatang selalu mampir untuk menikmati racikan es campur yang telah ia jual selama 30 tahun.

Saat ditemui pada Kamis (4/12/2025), Halimah mengenang awal mula dirinya berjualan. Tiga dekade lalu, belum ada satu pun pedagang es campur di kawasan dermaga. Dengan ramuan sederhana dan sentuhan khas tangannya, ia mulai meracik es campur yang langsung digemari warga. Dari waktu ke waktu, rasa dan kesegarannya tetap konsisten, membuat dagangannya bertahan hingga tiga generasi pelanggan.

Namun, di balik kesibukannya melayani pembeli, tersimpan cerita masa lalu yang jarang diketahui orang. Halimah ternyata merupakan alumni Pondok Pesantren Sidogiri, tempat ia menimba ilmu selama enam tahun. 

Tidak hanya itu, di masa mudanya ia dikenal luas sebagai qori’ kondang di Bawean. Suara merdunya sering mengisi berbagai acara keagamaan, hingga undangan dari desa-desa tak pernah berhenti berdatangan.

“Dulu saya sering keluar masuk desa untuk memenuhi undangan. Sekarang menikmati masa tua sambil jualan saja,” ujarnya sambil tersenyum.

Keistimewaan es campur Halimah juga dirasakan para pelanggan setianya. Aini, warga asal Tambak yang ditemui di lokasi, mengaku selalu membeli es campur Halimah setiap kali ke dermaga.

“Rasanya beda dari yang lain. Ada ciri khasnya sendiri manis, nikmat, enak pokoknya,” tuturnya.

Kini, Halimah menikmati hari-harinya di warung kecilnya. Anak-anaknya telah berkeluarga dan memberi cucu, namun ia tetap memilih berjualan seperti biasa. Baginya, es campur bukan sekadar sumber rezeki, tetapi juga kenangan panjang yang menghubungkannya dengan banyak orang.

Bagi warga Bawean, es campur Halimah bukan hanya minuman pelepas dahaga. Ia telah menjadi bagian dari sejarah rasa, kenangan masa kecil, serta kisah seorang qori’ yang tetap rendah hati dan mengabdi melalui cara yang sederhana.

saiful hasan

Jurnalis di Media Kabar Bawean. “Jika tak lahir sebagai cahaya, jadilah cahaya melalui tulisan."

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama